Jumat, 05 Desember 2014

DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN OLAHRAGA 3

BAGIAN KETIGA


Pengertian Tes

Tes dari kata ‘testum’ bahasa perancis kuno yang artinya ‘piring untuk memilah logam mulia’. James Ms. Cattel pada tahun 1890 memperkenalkan pengertian tes melalui bukunya yang berjudul ‘Mental Test and Measurement”.  Tes ini kemudian dikembangkan di berbagai bidang. Yang paling terkenal adalah tes intelegensi yang disusun oleh seorang perancis bernama Binet, kemudian dibantu penyempurnaannya oleh Simon< sehingga disebut sebagai tes Binet-Simon (tahun 1904). Dari tes Binet-Simon ini kemudian dikenal istilah IQ (Intelegence Quotient). Selanjutnya muncul tes-tes untuk kemiliteran, seperti tes army alpha dan army betha.
Dalam proses tes, terdapat berbagai istilah, diantarannya adalah : Tes, Testing, Testee, Tester.
Persyaratan Tes    
Tes yang baik memiliki persyaratan yang menyangkut dua hal : yang pertama, menyangkut mutu tes tersebut; yang kedua menyangkut pengadministrasian dalam pelaksanaan tes tersebut.


Ciri-Ciri Tes yang Baik   
Tes yang baik memiliki ciri-ciri ataupun syarat yang harus dipenuhi, yaitu memiliki :
(1)   Validitas
(2)   Reliabilitas
(3)   Obyektivitas
(4)   Praktikabilitas
(5)   Ekonomis


Validitas  
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia ‘valid’ disebut dengan istilah ‘sahih’.
Terdapat 4 (empat) macam validitas, yaitu :
(1)   Validitas Logis, terdiri atas :
(a)   Validitas Isi (Content Validity)
(b)   Validitas Kontruksi (Konstruct Validity)
(2)   Validitas Empiris
(a)   Validitas ada sekarang (Concurrent Validity)
(b)   Validitas Prediksi (Predictive Validity)
Cara Mengetahui Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas bila memiliki kesejajaran dengan kriterium. Untuk mencari kesejajaran tersebut dengan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumusnya ada dua macam :
(1)   Korelasi product momen dengan simpangan
(2)   Korelasi product momen dengan angka kasar
Untuk melihat sebuah tes valid atau tidak, hasil tes dari sekelompok orang dapat disejajarkan dengan hasil tes yang telah terstandart (atau bentuk tes lain) dari sekelompok orang tersebut. Sehingga hasil tes dijadikan  variabel X dan hasil tes terstandart dijadikan variabel Y.
Validitas Butir Soal
Disamping perlu mencari validitas soal secara keseluruhan, perlu juga mencari validitas item soal atau butir soal. Bila sebuah tes memiliki validitas yang rendah, maka perlu dicari butir soal mana yang tidak memiliki kesejajaran dengan skor totalnya (validitas butir soal).
Sebuah item soal dikatakan valid apabila memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dalam arti sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mencari validitas item digunakan rumus korelasi produk moment.



BEBERAPA HAL YANG MEMERLUKAN PENJELASAN LEBIH MENDALAM DIANTARANYA :
1.       memberikan PENJELASAN TENTANG PEngertian tes
2.       memberikan PENJELASAN TENTANG PEngertian testing
3.       memberikan PENJELASAN TENTANG PEngertian testee
4.       memberikan PENJELASAN TENTANG PEngertian tester
5.       MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG SYARAT TES  YANG MENYANGKUT MUTU TES, DAN MEMBERIKAN CONTOHNYA.
6.       MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG SYARAT TES  YANG MENYANGKUT PENGADMINISTRASIAN, DAN MEMBERIKAN CONTOHNYA.
7.       SALAH SATU CIRI TES YANG BAIK MEMILIKI VALIDITAS, APA PENGERTIAN VALIDITAS
8.       SALAH SATU CIRI TES YANG BAIK MEMILIKI RELIABILITAS, APA PENGERTIAN RELIABILITAS
9.       SALAH SATU CIRI TES YANG BAIK MEMILIKI OBYEKTIVITAS, APA PENGERTIAN OBYEKTIVITAS
10.   SALAH SATU CIRI TES YANG BAIK MEMILIKI PRAKTIKABILITAS, APA PENGERTIAN PRAKTIKABILITAS
11.   SALAH SATU CIRI TES YANG BAIK MEMILIKI FAKTOR EKONOMIS, APA PENGERTIAN EKONOMIS DALAM TES
12.   VALIDITAS LOGIS YANG BERUPA VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY) ARTINYA
13.   VALIDITAS LOGIS YANG BERUPA VALIDITAS KONSTRUKSI (CONSTRUCT VALIDITY) ARTINYA
14.   VALIDITAS EMPIRIS YANG BERUPA VALIDITAS YANG ADA SEKARANG (CONCURRENT VALIDITY) ARTINYA
15.   VALIDITAS EMPIRIS YANG BERUPA VALIDITAS PREDIKSI (PREDICTIVE  VALIDITY) ARTINYA
16.   BAGAIMAN CARA MENGETAHUI VALIDITAS SEBUAH TES
17.   APA YANG DIMAKSUD VALIDITAS BUTIR SOAL
18.   BAGAIMANA MENCARI VALIDITAS SEBUAH TES DENGAN BERPATOKAN PADA TES TERSTANDART

UNTUK MEMBAHAS URAIAN DI ATAS LITERATUR YANG DAPAT DIJADIKAN ACUAN ADALAH BUKU “DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN” PENGARANG PROF. DR. SUHARSIMI ARI KUNTO.

DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN OLAHRAGA 2

BAGIAN KEDUA


OBYEK EVALUASI


Apa yang menjadi sasaran dari penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Dalam sebuah system pendidikan, pada tahap Input, calon siswa sebagai pribadi yang utuh dapat diseleksi  mencakup 4 hal yang dapat dijadikan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk menilai.
(1). Kemampuan, melalui aptitude test 
(2). Kepribadian, melalui personality test
(3). Sikap-sikap, melalui (attitude test atau attitude scale)
(4). Intelegensi, melalui  IQ (Intelligengence Quotient) test

 Pada tahap Tranformasi, unsure-unsur yang menmjadi obyek penilaian meliputi :
(1)   Kurikulum/materi
(2)   Metode dan cara penilaian
(3)   Sarana pendidikan/media
(4)   Sistem administrasi
(5)   Guru dan personal lainnya
Pada tahap output    
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar siswa selama mengikuti program, melalui tes pencapaian atau achievement test.  

SUBYEK EVALUASI
Adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Sebagai contoh : (1) untuk sebuah prestasi belajar sebagai obyeknya guru; (2) untuk evaluasi sikap sebagai subyeknya adalah petugas yang ditunjuk, dengan melakukan latihan pelaksanaan evaluasi tersebut; (3) untuk evaluasi kepribadian, yang memiliki alat ukur terstandard, maka subyeknya adalah para ahli psikologi.

ALAT-ALAT EVALUASI     
Alat-alat evaluasi mencakup teknik tes dan non tes
Teknik Non Tes 
(1)   Skala bertingkat (rating scale)
(2)   Kuesioner (questionair)
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab :
(a)   Kuesioner langsung
(b)   Kuesioner tidak langsung
Ditinjau dari segi cara menjawab
(a)   Kuesioner tertutup
(b)   Kuesioner terbuka

(3)   Daftar cocok (check list)
(4)   Wawancara (interview)
Dapat dilakukan dengan dua cara :
(a)   Interview bebas
(b)   Interview terpimpin

(5)   Pengamatan (observation)
Terdapat tiga macam observasi :
(a)   Observasi partisipan
(b)   Observasi sistematik
(c)    Observasi eksperimental

(6)   Riwayat hidup      

Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul invormasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan adanya tiga macam tes, yaitu :
(1)   Tes diagnostic
(2)   Tes formatif
(3)   Tes sumatif

BEBERAPA HAL YANG MEMERLUKAN PENJELASAN LEBIH MENDALAM DIANTARANYA :
1.       memberikan PENJELASAN TENTANG PERBEDAAN PEMAHAMAN ANTARA KEMAMPUAN, KEPRIBADIAN, SIKAP DAN INTELIGENSI.
2.       Memberikan contoh PRILAKU YANG MENGGAMBARKAN KEMAMPUAN
3.       Memberikan contoh PRILAKU YANG MENGGAMBARKAN  KEPRIBADIAN.
4.       Memberikan contoh PRILAKU YANG MENGGAMBARKAN SIKAP
5.       Memberikan contoh PRILAKU YANG MENGGAMBARKAN INTELIGENSI
6.       memberikan PENJELASAN TENTANG PERBEDAAN PEMAHAMAN ANTARA OBYEK PENILAIAN PADA TRANSFORMASI DI SEKOLAH YANG MENYANGKUT  Kurikulum/materi, Metode dan cara penilaian, Sarana pendidikan/media, Sistem adminis- trasi, Guru dan personal lainnya
7.       MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK NON TES DENGAN SKALA BERTINGKAT
8.       MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK NON TES DENGAN KUISIONER / ANGKET
9.       MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH KUISIONER / ANGKET TERBUKA
10.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH KUISIONER / ANGKET TERTUTUP
11.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH KUISIONER / ANGKET LANGSUNG
12.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH KUISIONER / ANGKET TIDAK LANGSUNG
13.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK NON TES DENGAN DAFTAR COCOK
14.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK NON TES DENGAN WAWANCARA
15.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH WAWANCARA BEBAS
16.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH WAWANCARA TERPIMPIN
17.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK NON TES DENGAN OBSERVASI/ PENGAMATAN
18.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH OBSERVASI/ PENGAMATAN PARTISIPAN
19.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH OBSERVASI/ PENGAMATAN SISTEMATIK
20.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH OBSERVASI/ PENGAMATAN  EKSPERIMENTAL
21.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK NON TES DENGAN RIWAYAT HIDUP
22.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK  TES DENGAN TES DIAGNOSTIK
23.   MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK  TES DENGAN TES FORMATIF
24.  MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH TEKNIK  TES DENGAN TES SUMATIF
UNTUK MEMBAHAS URAIAN DI ATAS LITERATUR YANG DAPAT DIJADIKAN ACUAN ADALAH BUKU “DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN” PENGARANG PROF. DR. SUHARSIMI ARI KUNTO.

DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN OLAHRAGA 1


BAGIAN PERTAMA

 

Evaluasi dalam bidang pendidikan olahraga, tidak lepas dari pemahaman evaluasi secara umum.

  1. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
  2. Penilaian Pendidikan
  3. Mengapa Menilai ?
  4. Tujuan atau Fungsi Penilaian
  5. Ciri-ciri Penilaian dalam Pendidikan

 

PENGERTIAN MENGUKURAN, MENILAIAN DAN EVALUASI

  • Diantara ketiganya terdapat suatu hubungan,  Sebelum menentukan pilihan, diperlukan suatu penilaian terhadap sesuatu yg akan kita pilih.

  • Untuk dapat mengadakan suatu penilaian, kita mengadakan suatu pengukuran terlebih dahulu sebagai pembandingnya.
  • Kedua hal diatas, itulah yg disebut mengadakan evaluasi yaitu mengukur dan menilai.

  • Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif.
  • Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kuantitatif.
  • Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas ( mengukur dan menilai )
     
    Penilaian pendidikan merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar

    System memiliki rangkaian sebagai berikut :

     

                              

     

                                                                        

     

     

     
    Input adalah bahan mentah yg dimasukan dalam transformasi
    Output adalah bahan jadi yg dihasilkan oleh transformasi
    Transformasi adalah mesin yg bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi
    Umpan baik adalah segala informasi baik yg menyangkut output maupun transformasi
     
    Mengapa menilai
    Makna bagi siswa
    Dengan mengadakan penilaian, siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yg diberikan oleh guru.
    Makna bagi guru
    Dengan penilaian maka guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yg sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena menguasai bahan yg diberikan.
    Guru akan mengetahui apakah materi yg diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yg akan datang tidak perlu diadakan perubahan.
    Guru akan mengetahui apakah metode yg digunakan sudah tepat atau belum.
    Tujuan dan Fungsi Penilaian
    A.  Penilaian berfungsi selektif
         1. Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
         2. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
         3. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
         4. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan seterusnya  
    B. Penilaian berfungsi diagnostik
    C. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
    D. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

     
    Ciri – ciri penilaian dalam pendidikan
     
       A. Ciri pertama yaitu penilaian dilakukan secara tidak langsung.

B.    Ciri kedua yaitu penggunaan ukuran kuantitatif

C. Ciri ke tiga yaitu penilaian pendidikan menggunakan unit – unit atau satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal sedangkan IQ nya 80 termasuk anak dungu.

D. Ciri ke empat bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.

E. Ciri ke lima yaitu bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan – kesalahan.

1. terletak pada alat ukurnya

                2.  terletak pada orang yang melakukan penilaian

                3.  terletak pada anak yang dinilai

                4.  terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung.

 

BEBERAPA HAL YANG MEMERLUKAN PENJELASAN LEBIH MENDALAM DIANTARANYA :

  1. memberikan contoh kejadian diluar pembelajaran penjaskes, tentang proses evaluasi
  2. Memberikan contoh proses evaluasi  yang terjadi pada pembelajaran evaluasi
  3. SISTEM MEMILIKI RANGKAIAN MULAI DARI INPUT, TRANSFORMASI, OUT PUT, DAN FEED BACK. MEMBERIKAN CONTOK TERJADINYA PROSES PADA SEBUAH PABRIK SEPATU.
  4. MEMBERIKAN CONTOH TERJADINYA PROSES PADA SEBUAH SEKOLAH
  5. MENJELASKAN MAKNA PENILAIAN BAGI SEKOLAH
  6. MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH Penilaian berfungsi diagnostik
  7. MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH Penilaian berfungsi sebagai penempatan
  8. MEMBERIKAN PENJELASAN DAN CONTOH Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
  9. MENJELASKAN penilaian dilakukan secara tidak langsung.
  10. MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG EVALUASI DENGAN penggunaan ukuran kuantitatif
  11. MENJELASKAN TERJADINYA KESALAHAN EVALUASI YANG terletak pada alat ukurnya
  12. MENJELASKAN TERJADINYA KESALAHAN EVALUASI YANG terletak pada orang yang melakukan penilaian
  13. MENJELASKAN TERJADINYA KESALAHAN EVALUASI YANG terletak pada anak yang dinilai
  14. MENJELASKAN TERJADINYA KESALAHAN EVALUASI YANG terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung
     
    UNTUK MEMBAHAS URAIAN DI ATAS LITERATUR YANG DAPAT DIJADIKAN ACUAN ADALAH BUKU “DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN” PENGARANG PROF. DR. SUHARSIMI ARI KUNTO.
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     

Melalui Penjaskesor Tercapai Kesehatan Jiwa dan Raga

Link Pemaparan Peran Penjaskesor Tercapai Kesehatan Jiwa dan Raga