PENGEMBANGAN JASMANI DAN
KESEHATAN ANAK USIA DINI
Santika Rentika Hadi
PKO FKIP
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Red more...
BAB I
PERKEMBANGAN MOTORIK
SASARAN
BELAJAR
Setelah selesai mempelajari materi tentang
Perkembangan Motorik ini mahasiswa dapat menjelaskan kedudukan kecerdasan
kinestetik (gerak) diantara beberapa kemamuan belajar yang harus diberikan pada
usia TK, perlunya pemberian beban latihan yang tepat untuk anak usia TK / pra
sekolah. Menceitakan tentang perkembangan motorik dan tentang ketrampilan
motorik serta bagaimana membelajari ketrampilan motorik.
A. PENDAHULUAN
Masa Usia Dini merupakan
masa emas perkembangan, dimana seseorang akan banyak mengalami perubahan yang
sangat berarti. Pada masa usia dini anak akan banyak mengalami masa peka, yang
diartikan sebagai suatu masa dimana suatu fungsi berkembang demikian baik dan
karenanya harus dilayani serta diberi kesempatan sebaik-baiknya. Masa peka
untuk suatu fungsi itu hanya datang sekali saja pada tiap individu, jadi masa
peka merupakan masa dimana kemungkinan berkembangnya suatu fungsi adalah
maksimal besarnya, misalnya masa peka untuk berjalan pada tahun kedua, masa
peka berbicara pada tahun ketiga dan ketrampilan fisik pada tahun keenam, peka
untuk perkembangan ingatan logis adalah pada tahun keduabelas dan seterusnya (Pratini,
1990). Agar masa dini usia dapat optimal maka stimulasi pendidikan
diperlukan guna memberikan perangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan
anak.
Berdasarkan Surat
Keputusan Mentri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara No. 81/M.PAN/3/2001
tanggal 30 Maret 2001 dan Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No.
051/o/20 tanggal 19 April 2001 didirikan Direktorat PADU (Pendidikan Anak Dini
Usia) yang merupakan upaya pemberian layanan pendidikan kepada anak usia 0 - 6
tahun melalui penitipan anak, kelompok bermain, dan satuan PADU sejenis agar
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Direktorat PADU
memiliki Visi ` Terwujudnya Anak Dini Usia yang Cerdas, Sehat, dan Ceria
serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut `. Adapaun Misi Direktorat PADU adalah : (1) Mengupayakan
pemerataan layanan, peningkatan mutu, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan
anak dini usia. 2) Mengupayakan peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam
membedakan layanan pendidikan dini. (3) Mempersiapkan anak sedini mungkin agar
kelak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Menurut Undang-Undang Sisdiknas pada Bab VI tentang jalur, Jenjang, dan
jenis Pendidikan - Bagian ketujuh - Pendidikan Anak Dini Usia - Pasal 28:
Kegiatan
Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya memperhatikan 9 kemampuan belajar anak,
yaitu
1. Kecerdasan
Linguistik (Linguistic Intelligence)
yang dapat berkembang bila dirangsang melalui berbicara, mendengar, membaca,
menulis, berdiskusi, dan bercerita.
2. Kecerdasan
Logika Matematika (Logico-Matematical Intelligence) yang dapat dirangsang melalui kegiatan
menghitung, membedakan bentuk, menganalisis data dan bermain dengan
benda-benda.
3 Kecerdasan
Visual-Spasiai usual-Spasial Intelligence) yaitu kemampuan dalam memahami ruang yang dapat dirangsang melalui
bermam balok-balok dan bentuk-bentuk geometri, melengkapi puzzle, menggambar,
melukis, menonton film maupun bermain dengan daya khayal (imajinasi) .
4. Kecerdasan
Musikal (Musical /Rhythmic Intelligence)
yang dapat dirangsang melalui irama, nada, birama, berbagai bunyi dan bertepuk
tangan.
5. Kecerdasan
Kinestetik (Bodily / Kinesthetic Intelligence) yang dapat dirangsang melalui gerakan, tarian,
oiahraga, dan terutama gerakan tubuh.
6. Kecerdasan
Naturalis (Naturalist Intelligence)
yaitu mencintai keindahan alam, yang dapat dirangsang melalui pengamatan
lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang, termasuk mengamati fenomena
alam seperti hujan, angin, banjir, siang-malam, panas-dingin, bulan-matahari.
7. Kecerdasan
Interpersonal (Interpersonal Intelligence) yaitu kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia (berkawan)
yang dapat dirangsang melalui bermain bersama teman, bekerjasama, bermain
peran, dan memecahkan masalah serta menyelesaikan konflik.
8. Kecerdasan
Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence) yaitu kemampuan memahami diri sendiri yang dapat dirangsang melalui
pengembangan konsep diri, harga diri, mengenal diri sendiri, percaya diri,
termasuk kontrol diri dan disiplin.
9. Kecerdasan
Spiritual (Spiritual Intelligence)
yaitu kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan tuhan, yang dirangsang melalui
penanaman nilai-nilai moral dan agama.
Lebih
lanjut pembahasan akan berkisar pada pengembangan kecerdasan kinestetik atau
pada aspek fisik. Kompetensi dan hasil yang ingin dicapai adalah kemampuan
mengelola dan mengontrol dalam menerima rangsang / sensorik (panca indra),
gerakan tubuh termasuk gerakan halus dan gerakan kasar, metode pengembangan
gerak, pengamatan dan pengendalian perawakan sehingga berkembang pada
penguasaan ketrampilan yang optimal.
TUGAS :
1.
Buatlah contoh
pengembangan kecerdasan kinestetik yang dipadukan dengan pengembangan
kecerdasan logika matematika !.
2.
Buatlah contoh
pengembangan kecerdasan kinestetik yang dipadukan dengan pengembangan
kecerdasan interpersonal !.
3.
Buatlah contoh
pengembangan kecerdasan kinestetik yang dipadukan dengan pengembangan
kecerdasan Musikal !.
B.
PERKEMBANGAN MOTORIK
Perkembangan
motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan
pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang berkoordinasi. Pengendalian tersebut
berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu
lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya.
Akan tetapi, kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah secara cepat. Selama 4 atau 5 tahun
pertama kehidupan pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar.
Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam
berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya (gerak motorik kasar
/ fisik kasar). Setelah berumur 5 tahun, terjadi pengembangan yang
besar dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok
otot yang lebih kecil, misalkan gerakan untuk menggenggam, melempar, menangkap
bola, menulis, dan menggunakan alat (gerak motorik halus / fisik halus).
Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, fisik atau hambatan mental yang
mengganggu perkembangan motorik, secara normal anak yang berumur 6 tahun akan
siap menyesuiakan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan
bermain teman sebaya. Beberapa hal yang menunjukkan bagaimana perkembangan
motorik turut menyumbang bagi penyesuaian sosial dan pribadi anak :
a. Kesehatan yang baik. Apabila kondisi motorik sangat jelek sehingga prestasi
anak berada di bawah standar kelompok sebayanya, maka anak hanya memperoleh
kepuasan yang sedikit dari kegiatan fisik dan kurang termotivasi untuk
mengambil bagian dalam permainan atau aktivitas bersama teman sebayanya.
b. Katarsis emosionan. Melalui latihan fisik anak dapat melepaskan tenaga yang
tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan, dan keputusasaan.
Kemudian mereka dapat mengendurkan diri, baik secara fisik maupun psikologis.
c. Kemandirian. Semakin banyak anak melakukan sendiri, semakin besar kebahagiaan dan rasa
percaya atas dirinya. Kebergantungan menimbulkan kekecewaan dan ketidakmampuan
diri.
d. Hiburan diri. Pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung
dalam kegiatan yang akan menimbulkan kesenangan baginya meskipun tidak ada
teman sebaya.
e. Sosialisasi. Perkembangan motorik yang baik turut menyumbang bagi penerimaan anak dan
menyediakan kesempatan untuk mempelajari ketrampilan sosial. Keunggulan
perkembangan motorik memungkinkan anak memainkan peran kepemimpinan.
f. Konsep diri. Pengendalian motorik menimbulkan rasa aman secara fisik, yang akan
melahirkan perasaan aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada
gilirannya menimbulkan rasa percaya diri yang umumnya akan mempengaruhi
prilaku.
Gambar 1. Perkembangan motorik memberikan sumbangan bagi Perkembangan
anak.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi laju
perkembangan motorik :
a. Sifat dasar
genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan.
b. Kondisi
pascalahir yang tidak menguntungkan.
c.
Kondisi pralahir yang menyenangkan, gizi dan psikologi sang ibu.
d.
Kelahiran yang sukar.
e. Gizi yang baik pada awal kehidupan.
f. Level
IQ
g. Adanya
rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan
mempercepat perkembangan motorik.
h. Perlindungan yang berlebihan akan menghambat
(over protection)
i. Kecenderungan
anak pertama lebih baik dari anak berikutnya karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua.
j. Kelahiran sebelum waktunya.
k. Cacat fisik akan memperlambat perkembangan
motorik.
1. Perbedaan jenis kelamin,
warna kulit, dan sosial ekonomi.
C. KETRAMILAN MOTORIK
Definisi "Ketrampilan"menurut
Cronbach (1963) :
Ketrampilan dapat diartikan
dengan kata otomatik, cepat, dan akurat, meskipun demikian, adalah keliru
menganggap ketrampilan sebagai tindakan tunggal yang sempuma. Setiap
pelaksanaan sesuatu yang terlatih, walaupun hanya menulis huruf a, merupakan
satu rangkaian koordinasi beratus-ratus otot yang rumit yang melibatkan
perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang berkesinambungan.
Masa kecil sering disebut
sebagai 'saat ideal' untuk mempelajari ketrampilan motorik, dengan alasan :
a. Tubuh lebih lentur dibanding remaja atau
dewasa.
b. Anak belum
banyak memiliki ketrampilan yang akan berbenturan dengan ketrampilan yang baru
dipelajarinya.
c. Secara
keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil daripada setelah besar. Sehingga
anak lebih berani mencoba hal yang baru.
d. Remaja dan
dewasa gampang merasa bosan melakukan pengulangan sedangkan anak tidak gampang
bosan.
e. Ketersediaan
waktu yang lebih besar pada anak dibanding orang dewasa dengan berbagai
tanggungjawabnya.
D. CARA UMUM MEMPELAJARI KETRAMPILAN MOTORIK
a. Belajar
Coba dan Ralat (Trial and Eror)
Tidak adanya bimbingan dan model untuk ditiru,
menyebabkan anak melakukan tindakan yang berbeda secara acak. Cara tersebut
biasanya menghasilkan ketrampilan dibawah kemampuan anak.
b. Meniru.
Belajar dengan meniru atau mengamati suatu model
(orang tua atau anak tertua), lebih cepat ketimbang belajar dengan coba dan
ralat, tetapi dibatasi oleh kesalahan yang terdapat dalam model tersebut.
c. Pelatihan.
Belajar dengan bimbingan atau supervise pada
waktu model memperlihatkan ketrampilan dan memperhatikan bahwa anak menirunya
dengan cara yang tepat sangat penting dalam tahap awal belajar. Gerakan salah dan kebiasaan
jelek yang sudah tertanam akan sukar ditiadakan. Dengan adanya seorang
pembimbing, pengajar atau pelatih, anak yang belajar akan difasilitasi
kebutuhan belajarnya dengan balk.
TUGAS :
1.
Buatlah persiapan
pengajaran jasmani untuk TK yang mengarah kepada penguatan konsep diri dan kemandirian !.
2.
Buatlah petunjuk
teknis persiapan orang tua mulai sejak mengandung hingga anak usia sekolah
untuk mempersiapkan kesempurnaan laju perkembangan motorik anak !.
3.
Buatlah persiapan
pengajaran jasmani untuk TK dengan tiga cara mempelajari ketrampilan motorik
yaitu Belajar Coba dan Ralat (Trial and Eror), Meniru, dan Pelatihan !.
Analisalah kelebihan dan kekurangan dari tiga cara tersebut !.
BAB II
KONSEP PENDIDIKAN JASMANI
SASARAN
BELAJAR
Setelah selesai mempelajari materi tentang
Konsep Pendidikan Jasmani ini mahasiswa dapat menentukan filsafat penjaskes
yang digunakannya, dan membedakan antara pendidikan jasmani, pendidikan
olahraga dan pendidikan kesehatan.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari
pendidikan secara umum. Ia merupakan salah satu dari subsistem-subsistem
pendidikan. Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik.
Tujuan pendidikan termasuk pendidikan
jasmani di Indonesia adalah pengembangan manusia Indonesia seutuhnya
ialah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan
jasmani di Indonesia ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah. Kondisi ini disebabkan beberapa faktor diantaranya ialah
terbatasnya kemampuan guru dan terbatasnya fasilitas, sumber-sumber yang
digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru
dalam praktek pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model metode-metode
praktek ditekankan pada Teacher Centered' dimana para siswa melakukan latihan
fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru dan hampir tidak pernah
dilakukan atas inisiatif siswa sendiri. Pengajaran tradisional cenderung
menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olahraga prestasi dalam
pengajarannya. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa melalui
kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga yang mengarah pada
pencapaian prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran
lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti itu menjadikan anak kurang
senang atau bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani
karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang
diberikan dalam bentuk kompleks, yang sebenarnya hanya mampu dilakukan oleh
orang dewasa. Untuk itu perlu pendekatan modifikasi olahraga sebagai pendekatan
alternatif dalam pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Diantaranya
modifikasi gerak yang komplek menjadi tugas gerak yang lebih sederhana.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani telah
ditempuh dengan kurikulum baru yang menyesuaikan dengan modifikasi pengajaran
pendidikan jasmani. Upaya pembaharuan kurikulum tersebut seharusnya diikuti
dengan upaya peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sesuai
tuntutan kurikulum dan pengadaan fasilitas pendukungnya.
Untuk meningkatkan keefektifan pendidikan
jasmani dan kesehatan banyak upaya yang tampak dapat diterapkan diantaranya :
(a) Model pengajaran reflektif, yaitu sama dengan pengajaran efektif yang
menolak pendekatan linier, rutin dan monoton. Dalam hal ini seorang guru
dikatakan berhasil apabila ia secara kreatif mampu menggunakan ketrampilan
mengajar yang berinteraksi efektif dengan lingkungan pengajaran khusus dan
mampu memanfaatkan lingkungan yang ada secara optimal sehingga dapat menimbulkan
situasi dan kondisi dimana anak terangsang untuk senang belajar. (b) Olahraga
di sekolah sebagai kegiatan suplemen pendidikan jasmani, dan (c) Pendidikan
jasmani secara menyeluruh (multilateral) yang dimodifikasi sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
B. HAKIKAT PENDIDIKAN
JASMANI
Filsafat dan Konsep Dasar
Pendidikan Jasmani
a. Filsafat Pendidikan
Jasmani
Filsafat berasal dart kata
philos berarti cinta dan sophia berarti
kebenaran atau kebajikan. Yang berarti ilmu yang mempelajari tentang fakta dan
prinsip dari kenyataan dan hakikat manusia serta tingkah laku dalam hubungannya
dengan dunia dengan benar dan bijak.
Filsafat anda akan
memberikan arah dalam menentukan keputusan dan tindakan sehari-hari, sedangkan
filsafat pendidikan jasmani akan mengarahkan anda dalam menetapkan keputusan
dan tindakan yang anda hadapi ketika terlibat dalam kegiatan pendidikan
jasmani.
Filsafat memiliki
komponen-kompenen utama : metafisika,
epistemologi, aksiologi, etika, logika dan estetika.
Metafisika mengkaji kenyataan dari
sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan alam dunia. Pengalaman pendidikan
jasmani apakah yang hares diberikan kepada anak-anak agar mampu menghadapi
dunia nyata.
Epistemologi berkaitan dengan metode
untuk mendapatkan pengetahuan dan macam pengetahuan yang dapat diperoleh. Dalam
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan epistemologi akan mencari kebenaran tentang
pecan aktivitas fisik dan pengaruhnya terhadap perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial.
Aksiologi berupaya menenmkan untuk
kegunaan apakah kebenaran dicari. Bagaimana kita menentukan sesuatu memiliki
nilai, dan kriteria apakah yang digunakan sebagai dasar penilaian ?.
Bagaimanakah nilainilai dalam masyarakat tercakup dalam program pendidikan
jasmani ?.
Etika membantu untuk
mendefinisikan karakter moral dan menyediakan kode etik tingkah laku bagi
seseorang. Menumbuhkan budi pekerti sesuai standar tingkah laku merupakan
fungsi terpenting dari pendidikan jasmani.
Logika berupaya menyediakan metode
hidup dan berfikir secara sehat dan inteligen bagi manusia. Logika adalah
hubungan dari sate fakta atau ide dengan lainnya secara urut.
Estetika adalah pengkajian dan
penentuan kriteria tentang keindahan. Bagaimana seseorang menghargai nilai
keindahan ketika melihat penampilan gerak olahraga.
Aliran dalam filsafat yang
telah berkembang dan mempengaruhi Pendidikan Jasmani diantaranya Idealisme,
Realsme, Pragmatisme, Naturalisme, dan Eksistensialisme.
Idealisme suatu faham yang meyakini
bahwa jiwa sebagai pusat kehidupan manusia. Jiwa dan spirit merupakan kunci
kehidupan, manusia lebih penting peranannya daripada alam dunia secara fisik.
Realisme sebagai respon dari faham
idealisme. Menerima dunia nyata seperti apa adanya. Menurut faham ini segala kejadian
di dunia sebagai akibat adanya hukum alam, dan kebenaran dapat ditentukan
dengan baik melalui metode ilmiah.
Praginatisme menekankan bahwa
pengalaman merupakan kunci kehidupan. Paham ini percaya bahwa pengalaman
manusia dapat mengubah konsep tentang kenyataan.
Naturalisme paham ini banyak memiliki
kesamaan konsep dengan pragmatisme dan realisme. Naturalisme merujuk pada
filsafat matrialistik, karena airan ini berkeyakinan bahwa sesuatu memiliki
nilai hanya apabila sesuatu itu ada secara faktual dan fisikal. Sesuatu
dikatakan ada apabila dapat diamati, dirasakan dan difikirkan dalam alam nyata.
Paham ini menerima bahwa perubahan dalam alam itu bersifat abadi, tetapi dipandang
sebagai kekuatan yang andal yang dapat diramal.
Eksistensialisme berpandangan bahwa
individualitas merupakan titik sentral. Kebenaran yang ny ata bersumber dart
keberadaan manusia itu. Setiap individu memiliki tanggung jawab pada masa lalu,
dan masa datang. Individu-individu harus menentukan sistem nilai mereka
sendiri. Menerima nilai yang tidak ditentukan sendiri (dipaksakan dart luar)
akan menjauhi prinsip individualitas.
b. Konsep Pendidikan
Jasmani, Pendidikan Olahraga dan Pendidikan Kesehatan.
Pendidikan jasmani adalah
suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan Jasmani untuk memperoleh pertumbuhan Jasmani, kemampuan dan
ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis
dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Panca Sila.
Olahraga berasal dart kata
Olah berarti melatih dan Raga (rogo) berarti badan. Olahraga adalah proses
sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong,
membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan Jasmani yang intensif untuk
memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.
Pendidikan kesehatan
dikaitkan dengan pendidikan jasmani sehingga menjadi pendidikan Jasmani dan
kesehatan pada hakikatnya juga merupakan bagian integral dart pendidikan
keseluruhan. Secara khusus pendidikan kesehatan diorientasikan pada upaya
penumbuhan kebiasaan dan prilaku hidup sehat.
TUGAS :
1.
Apa hambatan yang
sering dialami dalam pengajaran Penjaskes di TK ? Bagaimana solusi untuk
mengurangi hambatan tersebut menurut saudara !.
2.
Terangkan Hakekat filsafat pendidikan jasmani !
3.
Aliran apa yang cenderung saudara anut dalam konsep
pengajaran penjas saudara ? berikan alasan saudara tentang kecenderungan
saudara tersebut.
4.
Tunjukkan persaman dan perbedaan antara Penjas,
Pendidikan Olahraga dan Pendidikan kesehatan !.
BAB III
TAKSONOMI GERAK
SASARAN BELAJAR
Setelah selesai mempelajari materi tentang Taksnomi Gerak
ini mahasiswa dapat membedakan dari 4 (empat) komponen gerak serta memberikan contoh dan memperagakan berbagai
pembagian gerak menurut komponen gerakdasar tersebut.
TAKSONOMI GERAK
Fokus utarna dari para
pelaku pendidikan jasmani ialah memenuhi tugasnya dalarn membantu manusia untuk
bergerak secara efisien, untuk meningkatkan kualitas penampilan mereka. untuk
mempertinggi kemampuan belajar, dan memelihara kesehatan. Untuk memenuhi
keseluruhan tugas yang ada, maka para pelaku pendidikan jasmani menjadikan
gerakan sebagai kunci utama dalam pendidikan jasmani dan olahraga, karena.
gerakan fisik yang konstan telah menjadi karakteristik manusia, sehingga
melalui gerakan diharapkan tujuan pendidikan dapat dicapai. Gerakan fisik
secara luas diartikan sebagai suatu perubahan posisi dari suatu objek pada
suatu ruang yang melibatkan sebagian atau seluruh tubuh.
Konsep-konsep tertentu yang
berhubungan dengan gerakan yang harus dimengerti oleh para guru dan siswa.
Konsep-konsep gerakan sebenarnya merupakan aspek-aspek dari 4 (empat) komponen
gerak (Bucher, 1.983;92) yang terdiri dari :
1. Kesadaran Ruang (Spatial Awareness - Where
dose the body move ?)
Kesadaran rang mengandung tipe ruang (space)
dimana tubuh bergerak sesuai dengan arah (direction), tingkatan (level), alur
(pathway) yang dilalui tubuh saat bergerak.
a. Ruang (Space)
Semua gerakan terjadi pada
suatu ruang. Ada dua jenis ruang yaitu Perseorangan (personal) dan umum
(general). Ruang perseorangan (personal space) ialah ruang terbesar yang dapat
digunakan oleh seseorang pada posisi tetap, seperti ruang yang dapat dicapai
oleh seseorang dengan meregang,membengkok dan melipat, sedang ruang umum
(general space) ialah daerah dimana seseorang atau beberapa orang dapat
bergerak, dan itu mungkin dalam gedung, kolam renang atau ruang terbuka.
Besarnya ruang yang dapat digunakan dan jumlah orang dalam ruang tertentu
mempengaruhi kemungkinan bergerak.
Pengertian tentang konsep
ruang perorangan dan ruang umum ini sangat penting bagi perkembangan gerak anak
dimasa berikutnya, sehingga konsep ini harus selalu ditekankan tidak sekedar
sekali atau dua kali saja, sehingga diharapkan akan tumbuh kesadaran akan
keamanan sambil bergerak dalam ruang perseorangan dan ruang umum dengan
menekankan tidak terjadi sentuhan dan benturan (no toucching and no
collisions). Dimasa mendatang anak yang telah memiliki bekal penguasaan tentang
kesadaran ruang baik ruang perorangan maupun ruang umum akan mampu menempatkan
posisi badannya sesuai kebutuhan ruang geraknya dengan memenuhi standar
keselamatan atas benturan ataupun perebutan dengan orang lain. Misalkan dijalan
raya seorang yang memiliki bekal kesadaran ruang akan mampu memperkirakan cukup
dan tidaknya dia masuk diantara dua kendaraan lain, dalam bidang keolahragaan
seorang yang memiliki bekal kesadaran ruang akan mampu mempertahankan
penguasaan bola dengan selalu menjaga posisi bola tidak dalam jarak jangkauan
lawan, dan banyak contoh lain yang menggambarkan manfaat penguasaan kesadaran
ruang.
b. Arah (Direction)
Dengan adanya pengertian
terhadap ruang perseorangan dan ruang umum, siswa sekarang dapat menerapkan
perubahan arah sambil bergerak dalam ruangan. Arah disini mengarah pada gerak
maju, mundur, ke samping, ke atas, ke bawah, menyilang atau kombinasinya dan
dapat mengenali mata angin. Kemampuan untuk bergerak dalam arah yang beraneka
ragam merupakan hal yang vital agar berhasil diberbagai bidang, baik olahraga,
menari dan senam. Tujuan dalam konsep arah ini ialah untuk membuat anak
mengerti semua arah gerak yang ada. Dimasa mendatang anak yang telah memiliki
bekal penguasaan tentang arah akan mampu dengan mudah mengenali posisinya baik
untuk kepentingan gerak umum maupun gerak keolahragaan, cepat merespon tentang
intruksi arah maupun petunjuk-petunjuk arah yang seharusnya dilaksanakan dalam
tugas geraknya.
c. Tingkatan (level)
Tubuh bergerak pada
berbagai landasan horizontal seperti tinggi, sedang, dan rendah. Tujuan dalam
mengajar konsep tingkatan ini antara lain :
1) Untuk membedakan antara
tingkatan tinggi, sedang, dan rendah.
2) Dapat melakukan
perubahansesuai dengan tingkatan landasan.
3) Untuk mengkombinasikan
perubahan-perubahan tingkatan bersama
an dengan menggunakan
konsep ruang dan arah.
Penguasaan tentang konsep tingkatan
ini mencakup perubahan posisi benda tertentu. Dimasa mendatang anak yang telah
memiliki bekal penguasaan tentang tingkatan ini akan mampu mengenali posisi
dirinya maupun benda lain dalam kaitanya dengan gerak umum maupun keolahragaan,
misalkan kemampuan seseorang memprediksikan ketinggian aman dirinya dari
benturan pintu, dalam keolahragaan kemampuan untuk melemparkan objek aman dari
jangkauan lawan yang akan merebutnya.
d. Alur (Pathway)
Alur disini merupakan suatu
garis gerak dari satu tempat ke tempat lain pada suatu ruang yang tersedia. Hal
itu mungkin berupa gerakan seluruh tubuh pada ruang umum (sebagai contoh, suatu
ayunan pemukul / bat secara horizontal dengan lengan) Sebagai contoh lain dalam
mengajar konsep berjalan memiliki tujuan
1) Untuk menciptakan
kesadaran siswa dengan berbagai alternatif jalan dimana mereka dapat bergerak,
baik alur yang dibuat secara langsung maupun tidak langsung.
2) Untuk mengembangkan
kemampuan tubuh untuk bergerak melalui berbagai alur.
3) Untuk membuat siswa mampu
mengidentifikasi dan bergerak pada alur khusus.
Dimasa mendatang anak yang
telah memiliki bekal penguasaan tentang alur akan mampu dengan mudah mengenali
daerah tertentu yang pernah dilaluinya dan dapat memilih jalan terpintas untuk
mencapai suatu tempat tujuan, bahkan dia akan mudah dalam mengartikan sebuah
denah atau petunjuk yang sederhana sekalipun yang berkaitan dengan pencarian
sesuatu. Dibidang keolahragaan penguasaan terhadap alur ini akan memberikan
kemampuan yang lebih baik pada olahragawan yang membutuhkan penguasaan peta
maupun mengingat alur yang harus dilalui sampai pada garis finish.
2. Kesadaran Tubuh (Body Awarenes - What can the
body do ?)
Kesadaran tubuh ini berhubungan utamanya dengan
identifikasi bagian-bagian tubuh dan kemampuan anak untuk menggabungkannya
dengan gerak dasar. Gerak dasar ini dibagi menjadi tiga kategori :
Gerak Lokomotor (berjalan, berlari, mengayuh sepeda dan lain
sebagainya)
Gerak Non Lokomotor (menekuk, meregang, mendorong dan sebagainya)
Gerak Manipulasi (memantul, melempar, memukul dan sebagainya)
Pengelompokan ini memungkinkan bagi siswa untuk
meniru dan melakukan suatu atau sekelompok gerakan yang dipilih dari kategori
yang berbeda.
3. Kualitas Gerak (Qualities of Movement-How
does the Body Move ?)
Bagaimana tubuh bergerak dipengaruhi oleh
kualitas-kuualitas tertentu dari gerakan termasuk waktu, kekuatan, aliran, dan
ruang. Faktor tambahan seperti ukuran tubuh dan hubungan tubuh terhadap orang
lain atau objek juga mempengaruhi gerakan tubuh.
a. Waktu (Time)
Waktu berhubungan dengan kecepatan pada saat
gerakan dilakukan. Hal ini mungkin bervariasi dari kecepatan yang sangat cepat hingga sangat
pelan. Pada beberapa cabang olahraga kemampuan untuk mengubah kecepatan
merupakan hal yang diperlukan, dan juga gerakan eksplosif secara tiba-tiba juga
diperlukan pada beberapa kegiatan cabang olahraga seperti bola basket,dimana
pertimbangan power/daya ledak sangat diperlukan untuk melakukan rebound.
b. Kekuatan (Force)
Kekuatan adalah potensi
atau kemampuan yang dimiliki tubuh
untuk melawan beban atau tahanan. Kekuatan itu dapat diamati dan
efek dari apa yang dirniliki tubuh sesorang terhadap objek yang lain.
Efek itu tercermin dengan bergeraknya atau berkembangnya obyek.
Kekuatan yang diturunkan oleh tubuh diproduksi oleh kontraksi
otot. Sebagai tambahan dalam proses produksi kekuatan, tubuh juga
mampu menerapkan dan menyerap kekuatan. Gerakan-gerakan yang
berbeda membutuhkan bermcam-macam tingkatan kekuatan dan
penerapan yang benar dari kekuatan tersebut untuk mendukung gerakan. Sebagai contoh, karena perbedaan alat, akan memerlukan kekuatan yang lebih kecil untuk memukul bola dengan pemukul yang lebih panjang dari pada pemukul yang lebih pendek, tuas yang lebih panjang akan mengakibatkan keuntungan mekanik. Ada beberapa saat yang tepat dalam menggunakan kekuatan kekuatan. Kekuatan itu harus digunakan untuk menggerakkan tubuh atau bagiannya dalam suatu ruang, untuk melawan tarikan gravitasi, atau menjaga suatu postur atau posisi tubuh yang baik. Satu faktor penting dalam mempertimbangkan kekuatan yaitu bahwa kekuatan tersebut harus dikontrol.
untuk melawan beban atau tahanan. Kekuatan itu dapat diamati dan
efek dari apa yang dirniliki tubuh sesorang terhadap objek yang lain.
Efek itu tercermin dengan bergeraknya atau berkembangnya obyek.
Kekuatan yang diturunkan oleh tubuh diproduksi oleh kontraksi
otot. Sebagai tambahan dalam proses produksi kekuatan, tubuh juga
mampu menerapkan dan menyerap kekuatan. Gerakan-gerakan yang
berbeda membutuhkan bermcam-macam tingkatan kekuatan dan
penerapan yang benar dari kekuatan tersebut untuk mendukung gerakan. Sebagai contoh, karena perbedaan alat, akan memerlukan kekuatan yang lebih kecil untuk memukul bola dengan pemukul yang lebih panjang dari pada pemukul yang lebih pendek, tuas yang lebih panjang akan mengakibatkan keuntungan mekanik. Ada beberapa saat yang tepat dalam menggunakan kekuatan kekuatan. Kekuatan itu harus digunakan untuk menggerakkan tubuh atau bagiannya dalam suatu ruang, untuk melawan tarikan gravitasi, atau menjaga suatu postur atau posisi tubuh yang baik. Satu faktor penting dalam mempertimbangkan kekuatan yaitu bahwa kekuatan tersebut harus dikontrol.
c. Aliran (Flow)
Aliran itu merupakan
kelanjutan atau koordinasi gerakan. Suatu gerakan yang halus, dan mengalir
membutuhkan kontrol kekuatan internal maupun eksternal, sehingga akan ada
trasisi yang sesuai dari berbagai gerakan tersebut. Gerakan itu secara bebas
mengalir atau mereka mungkin merupakan gerakan yang berbentuk aliran. Gerakan
dengan aliran gerak bebas menggambarkan suatu gerakan yang dilanjutkan hingga
diakhiri dengan kontrol. Dalam hal lain, gerakan yang berbentuk aliran mengarah
pada gerakan yang dapat dihentikan sementara sambil menjaga keseimbangan pada
beberapa titik gerakan. Suatu contoh ialah saat melakukan suatu rangkaian
gerakan senam di atas matras, dimana pada beberapa titik pesenam tersebut
membutuhkan menghentikan gerakan dalam posisi seimbang sebelum melanjutkan
rangkaian gerakan yang terkoordinasi dengan baik.
d. Ukuran Tubuh (Body Shape)
Ukuran tubuh mengarah
posisi tubuh dalam ruang. Perubahan ukuran dalam gerak, kadang tubuh
diregangkan
(memanjang atau melebar)
atau dibengkokkan (melipat atau mengerut dan melingkar). Dalam membentuk tubuh
untuk bergerak pada daerah yang terbatas, dapat terjadi beragam kegiatan
diperlukan tubuh untu mencapai ukuran tertentu.
4. Hubungan (Relathionshin)
Hampir disemua cabang
olahraga, menari dan kegiatan yang menggunakan alat, anak tidak bergerak
sendiri dalam ruangan. Mereka bergerak bersama seseorang, melawan seseorang,
mengatasi rintangan atau menggunakan alat dari berbagai jenis.
a. Hubungan dengan Benda
(Obyek)
Ada dua bentuk dasar
hubungan dengan obyek, yaltu mempulasi dan non manipulasi. Hubungan manipulasi,
anak dipusatkan dengan usaha mengontrol gerakan dari obyek, seperti melempar
bola pada sasaran tertentu. Sedang hubungan non manipulasi tujuannya ialah
untuk menyesuaikan gerakannya terhadap obyek yang tetap, seperti melakukan
rangkaian gerakan di atas matras.
b. Hubungan dengan Manusia
Katagori gerakan ini
mencakup gerakan-gerakan apa saja yang mungkin dan sering dilakukan dengan
orang lain. Ada beberapa kemungkinan yang bisa dikembangkan. Tidak adanya orang
lain yang bergerak (kerja individu) mengarah pada satu situasi dimana pelaku
secara keseluruhan bebas dan bertanggung jawab atas gerakan yang dilakukannya
sendiri. Disaat beketja dengan orang lain / partner, atau melawan orang lain
seseorang mungkin menirukan pola gerakan orang lain. Sedang disaat bekerja
dalam suatu kelompok, seseorang mungkin bergerak mengikuti pemimpin / gurunya
bank untuk
bernerak denvan beberana
orang lain, bergerak dalam merespon kelompok lain, dan bergerak dalam berbagai
situasi. Semua gerakan yang dilakukan bersama orang lain hares dikoordinasikan.
Tuiuan program secara
keseluruhan dalam mempelaiari hubungan antara manusia ialah kemampuan untuk
mengkoordinasikan polapola gerakan tersebut dalam ruangan , dengan suatu
pandangan kearah peng gunaan pengetahuan tentang kualitas gerakan, kesadaran
tubuh, dan perbedaan bentuk gerakan.
BAB IV
BERMAIN DALAM PENDIDIKAN
SASARAN BELAJAR
Setelah selesai mempelajari materi tentang Bermain dalam
Pendidikan ini mahasiswa dapat
menjelaskan konsep bermain, dan mampu memanfaatkan situasi bermain untuk
kepentingan pendidikan, serta dapat membedakan pengelompokan bermain. Mahasiswa
juga dapat memperagakan berbagai permainan yang sesuai dengan usia TK.
A. PENDAHULUAN
Anak kecil sebenarnya
memiliki potensi yang besar untuk segera berkembang, potensi tersebut akan
berkembang apabila diberikan layanan berupa kesempatan untuk dilatih atau
dipergunakan sesuai dengan perkembangan anak tersebut. Kesempatan yang besar
bagi anak untuk mengembangkan potensinya adalah pada waktu anak terlibat dalam
kegiatan bermain. Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam anak, atau
disebut merupakan naluri, yang mana dorongan tersebut diusahakan
untukdisalurkan secara baik dan terkontrol. Bermain merupakan kebutuhan
anak seperti halnya kebutuhan yang lain msalkan makan, minum, tidur dan
kebutuhan lainnya. Larangan terhadap anak untuk bermain merupakan hambatan atau
menghalangi perkembangan potensi anak. Dalam bermain anak akan mengembangkan
ide, pemikiran, ketrampilan, membentuk aturan-aturan bersama teman bermainnya,
dan banyak pengembangan potensi lainnya yang akan dapat membentuk kedewasaan
anak. Campur tangan berlebih dari orang dewasa dalam proses bermain dapat
mengganggu proses pengembangan potensi anak. Orang dewasa hendaknya berperan
mengontrol dan pengawasan.
Bermain merupakan penyesuaian diri dengan keadaan. Anak
akan bermain di daerah lingkungannya bersama benda yang ada di sekitarnya.
Dengan bermain anak akan mengenal ciri dan sifat setiap benda yang dimainkan.
Bayi pada awalnya bermain dengan bagian tubuhnya sendiri kemudian akan berman
dengan benda yang diberikan kepadanya selanjtnya dia akan bermain dengan apa
saja yang ditemuinya, pada akhirnya dia akan terbiasa dengan bentuk, berat,
sifat-sifat dari berbagai benda yang ditemuinya. Pada masa kanak-kanak kegiatan
bermain terfokus pada apa yang sedang mereka mainkan dan cenderung tidak
menyadari bahwa dia berada pada alam sekitarnya yang merupakan kehidupan yang
nyata, bahkan kebanyakan anak memiliki sahabat imajiner dalam kesendiriannya.
Makin tambah usia seseorang akan semakin menyadari bahwa ternyata ada dua
dunia, yaitu dunia nyata dan dunia permainan. Dapat disimpulkan bahwa permainan
itu ada didunia semenjak manusia itu ada.
Oleh karena itu manusia tumbuh tidak dapat terelakkan dari alam
permainan, sehingga manusia tumbuh dan berkembang melewati berbagai macam
permainan sebagai kodrat yang alami.
Pada saat ini dunia pendidikan berpendapat bahwa bermain sebagai alat
pendidikan. Para ahli pedagog menekankan perlunya bermain dalam pendidikan,
diyakini bahwa bermain mempunyai nilai-nilai untuk mengembangkan harmoni antara
jiwa dan raga. “Anak-anak belajar sesuatu melalui bermain” sehingga perlu
menggunakan bermain sebagai alat untuk mendidik. Tidak terbatas pada kalangan
tertentu, bermain adalah kegiatan yang menguasai kehidupan anak.
Menurut Theodore Roosvelt Jr, bahwa keinginan bermain bagi
anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak, yang merupakan kodrat bagi
anak-anak. Naluri atau dorongan bergerak ini harus dipuaskan dengan hal-hal
yang menggembirakan dan menarik bagi anak. Orang dewasa atau pendidik harus
mengarahkan bermain itu menuju ke arah yang positif. Adanya naluri untuk
bergerak inilah yang menjelma menjadi perbuatan yang disebut ‘bermain’ yang
sesuai dengan kebutuhan anak. Para pendidik atau orang dewasa harus merasa
beruntung dengan adanya permainan. Jika tidak ada, maka naluri bergerak akan
dislurkan melalui perbutan-perbuatan yang kurang baik, misalnya merusak,
kenakalan, dan dapat melalui kejahata. Aka tidak heran bila ada guru yang
mengeluh disebabkan anak-anak di kelasnya hampir tidak dapat dikuasai.
Semua fungsi baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih
pada waktu bermain. “Makin banyak kesempatan bermain, makin sempurnalah
penyesuaian anak terhadap keperluan hidupnya di dalam masyarakat.” Masa
persiapan anak untuk menjadi dewasa, tidak cukup diisi dengan
pelajaran-pelajaran pengetahuan saja, tetapi bermain yang mampu mengembangkan
fisik dan mental anak yang sesuai dengan perkembangannya sangat diperlukan
Besar kecilnya naluri bergerak bagi anak-nak, tidak selalu
sama. Dorongan bergerak tidak dapat diajarkan, tetapi telah merupakan pembawaan
masing-masing. Pendidik hanya dapat memberikan kesempatan dan mengarahkan
dorongan bergerak itu, melalui pemberian permainn yang menarik perhatian
mereka, maka guru dapat menyalurkan dorongan bergeraktadi ke arah yang
bermanfaat. Perhatian anak untuk tertarik pada suatu permainan dapat
dipengaruhi oleh pendidik, lingkungan hidupnya yaitu kakak atau orang tuanya,
atau anggota keluarga yang lebih tua. Dapat diartikan bahwa manusia dapat
dipengaruhi selain oleh pembawaannya, juga dapat dipengaruhi oleh dunia
sekelilingnya.
B. PENGELOMPOKAN PERMAINAN
Pengelompokan permainan dsini didasarkan pada kesesaian
dengan pembelajaran pada anak usia TK. Pengelompokan
permainan sebenarnya didasarkan bermacam-macam cara memandang terhadap
permainan itu.
1.
Pengelompokan berdasarkan pada jumlah pemain.
1)
Permainan beregu
2)
Permainan
perorangan
2.
Pengelompokan
berdasar sifat permainan
1)
Permainan untuk
mengembangkan fantasi.
2)
Permainan untuk
mengembangkan berbahasa (linguistik)
3)
Permainan untuk
mengembangkan logika matematika
4)
Permainan untuk
mengembangkan seni / musik
5)
Permainan untuk
mengembangkan aspek fisik
a.
Permainan untuk
meningkatkan kekuatan.
b.
Permainan untuk
meningkatkan ketahanan
c.
Permainan untuk
meningkatkan ketangkasan / kelincahan
d.
Permainan untuk meningkatkanreaksi, dan lain-lainnya.
6)
Permainan untuk
mengembangkan aspek interpersonal
7)
Permainan untuk
mengembangkan aspek intrapersonal
3.
Pengelompokan berdasarkan alat yang digunaka.
1)
Permainan tanpa
alat
2)
Permainan dengan
alat
a.
Permainan dengan
bola
(1) Permainan dengan bola kecil
(2) Permainan dengan bola besar
b.
Permainan dengan
alat non bola
(1) Permainan dengan balok
(2) Permainan dengan tongkat
(3) Permainan dengan saputangan
(4) Permainan dengan simpai
(5) Permainan dengan gada
(6) Permainan dengan pita
4.
Pengelompokan
berdasarkan lapangan yang digunakan
1)
Permainan dengan
daerah luas (diluar)
2)
Permainan di dalam
ruang
5.
Pengelompokan
berdasarkan bentuk penyajian
1)
Permainan dengan
bentuk perlombaan
2)
Permainan dengan
bentuk tugas
3)
Permainan dengan
bentuk komando
4)
Permainan dengan bentuk meniru dan bercerita
5)
Permainan dengan
pemeranan
Penerapan pengelompokan permainan ini hendaknya
seorang guru dapat memilahkan tujuannya berdasarkan kemampuan belajar anak (9
kecerdasan) dan berdasarkan taksonomi gerak.
C. PERMAINAN IMAJINASI
Untuk memenuhi hasrat bergerak pada anak, kita
perlu memperhatikan karakteristik anak baik dari segi fisik mental, maupun
sosial emosional. Anak bermain tidak hanya melibatkan segi fisiknya saja,
tetapi juga melibatkan kejiwaannya. Seseorang mengajar di TK (prasekolah) atau
sekolah dasar kelas rendah, ada keharusan untuk memenuhi dan membimbing daya imajinasi anak-anak itu.
Anak-anak pada usia tersebut sangat besar daya khayalnya, yang bagi mereka daya
khayal itu sangat besar faedahnya. Didalam daya khayal itu mereka benar-benar
merasakan dirinya adalah seorang anak.
Anak-anak
belum dapat membedakan antara dunia khayal dengan dunia nyata. Makin bertambah
usianya makin besar kemampuan untuk membedakan kedua dunia itu. Masa bermain
adalah masa yang sangat perlu baginya. Masa itu adalah masa peralihan dari
dunia anak-anak ke dunia sekolah yang sesungguhnya. Dalam pengajaran gerak
diupayakan anak dalam kondisi bermain diwarnai dengan tujuan pencapaian
taksonomui gerak dasar melalui bermain meniru dan berimajinasi.
Berikut
ini disajikan beberapa gerakan menirukan binatang yang dapat meningkatkan kemampuan
natural untuk mencintai mahluk lain ciptaan Tuhan, mengenalkan berbagai jenis
binatang yang mungkin saja belum diketahui anak, mendapatkan pengalaman gerak
dari gerak sederhana yang semakin lama semakin rumit.
1.
Kucing menggeliat.
2.
Srigala mengaum
3.
Harimau marah
4.
Burung terbang
berputar-putar
5.
Gajah melambaikan
belalai
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Dalam kegiatan belajar mengajar penjaskes sangat
perlu diperhatikan tentang Kurikulum dan perencanaan, Organisasi dan instruksi,
Management kelas dan disiplin, serta Evaluasi.
Kurikulum dan perencanaan dalam penjaskes harus
disesuaikan dengan tingkatan usia yang dapat diidentifikasi melalui kekhususan
level dibawah ini :
Level
I 4 s/d 5
tahun
II 6 s/d 7
tahun
III 8
s/d 9 tahun
Level IV
9 s/d 10 tahun
V 10 s/d 11 tahun
VI Lebih dari 11 tahun
A. MODEL KURIKULUM SECARA UMUM.
Level I-III menekankan pada
dasar gerak dan pemahaman gerak yang tidak terlepas dari taksonomi gerak yang
telah diuraikan di atas. Pengajaran pada level ini menggunakan musikal untuk
penekanan pada ritme, dapat dalam bentuk tari, pantomim, drama musikal, senam
irama dan lain-lain. Bentuk pengajaran yang lain melalui game (permainan) sederhana, senam
dengan hitungan dan lain-lain.
Pada level IV-VI masih merupakan kelanjutan hasil yang di
capai pada level sebelumnya untuk lebih bagus dalam memahami gerak dengan
mengarah pada ketrampilan umum dan
aktivitas gerak yang lebih komplek dalam batas-batas yang benar sesuai dengan
usia pertumbuhan. Pengajaran pada level ini pematangan dari level sebelumnya yaitu menggunakan musikal
untuk penekanan pada ritme, dapat dalam bentuk tari, pantomim, drama musikal,
senam irama dan lain-lain. Bentuk pengajaran yang lain melalui game
(permainan), senam dengan hitungan dan lain-lain, yang relatif lebih komplek
dari bentuk-bentuk pengajaran pada kelompok level sebelumnya.
Level
I - III
Dalam pengajaran penjaskes keseluruhan level
mengarah pada pembentukan kondisi fisik yang memadahi selaras dengan
pertumbuhan siswa yang meliputi kebugaran dengan mempertimbangkan ketidak
terhambatan pertumbuhan fisik, pembentukan postur/perawakan sesuai yang
diharapkan.
Keseluruhan
level dikerjakan secara berjenjang yang mendasarkan pada pemahaman gerak
melalui pemahaman taksonomi gerak menuju pada gerak dasar untuk ketrampilan
yang masih umum, pada akhirnya kearah spesialisasi pada ketrampilan yang lebih
khusus atau pada tari maupun senam.
POSTUR
Postur atau perawakan dapat
dideteksi se jak dini. Postur
menunjukkan karakteristik individu tidak hanya dapat membedakan antar
individual. Secara umum postur yang baik apabila seseorang dalam posisi berdiri
akan tampak seimbang pada garis segmentalnva baik dari samping maupun dari sisi
depan.
Gambar 2. Postur tampak dari
samping dan tampak dari belakang.
Postur yang buruk dapat
disebabkan oleh adaptasi otot, tulang dan persendian dalam waktu yang lama
berada pada posisi yang tidak benar. Pengawasan sejak usia dini sangat
dianjurkan. Beberapa penyebab buruknya postur diantaranya menonton televisi
dalam waktu yang lama pada posisi kurang baik, kebiasaan posisi duduk yang tidak
tepat, diet
yang kurang tepat,
pencahayaan ruangan tidak memadahi, akibat berat badan atau beban yang lain,
dan tones otot yang buruk (lebih spesifik pada bagian punggung). Kondisi Postur
yang Buruk diidentifikasi sebagai :
a. Lordosis. Adalah mempunyai
karakteristik pembentukan kurva ke depan pada bagian bawah tulang punggung, dan
sacrurn.
b. Kyphosis. Adalah mempunyai
karakteristik pembentukan kurva ke belakang pada bagian atas tulang punggung.
c. Scoliosis. Adalah mempunyai
karakteristik pembentukan kurva ke samping pada tulang punggung, yang dapat
terjadi dua bentuk yaitu huruf C atau huruf S.
Gambar
3. Kondisi Lordosis Kyphosis
Scoliosis (Kurva C dan S)
Untuk dapat melihat kondisi postur anak perlu
adanya pengawasan melalui posture assessment chart dibawah ini :
Gambar 4. Posture
assessment chart
14 komentar:
Juan Claudio Non (235900168)
Pendidikan jasmani Adi buana 2023
Menurut saya website ini sangat membantu saya untuk
pembelajaran motorik saya, Terimakasih
LOVE BANGET SAMA WEBSITE INI MEMBANTU SEKALI 🙏
Terimah kasih atas materi hari ini penjelasannya sangat jelas dan mudah dipahami
Nama:M.Dhani Putra Suhartanto
Nim:235900155
Kelad:D
Website ini mudah di pahami sehingga kita dapat mencerna materi-materi dengan mudah
Perkenalkan saya muhandisi tampan dan pemberani, saya mencari jodoh untuk menemani hidup saya
Nama: yuriel bagos prakoso
Kelas: D
Nim : 235900178
Pokjar: adibuana
: kita bisa mengetahui bagaimana membedakan jangkauan terdekat dan terjau yang kita bisa gapai dan juga kita bisa mengerti apa yang harus di ajarkan keada siswa didik kita pada saat di sekolah nanti dan juga pada saat mendidik siswa pada saat mengajar di bidang tertentu.
Nama : tigor Mahar Jalaluddin
Nim : 235900022
Prodi :penjas D ADIBUANA SBY
Terimakasih untuk informasi yang sangat bermanfaat ini. Dengan pemahaman yang sudah di berikan disini sangat mudah dipahami sehingga bisa dijadikan sebagai inivasi dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, dan secara tidak langsung membantu memahami kemampuan ruang gerak personal dan umum serta batasan" Yang perlu dilatih dan di persiapkan dalam suatu cabor.
Terimakasih, salam olahraga. 💪
Nama: Riki Dyan SAHPUTRA
Kls:D 2023
Nim 235900158
Maksi bapak atas ilmunya sangat berguna bagi saya saya baru tau kalau ruang ada dua ada ruang umum dan ruang pribadi dan banyak lagi yang saya dapatkan
Terimakasih untuk materi hari ini.... Website ini sangat mudah dipahami, dan dan memberikan ajaran baru dri setiap pembacanya
Nama : Ahmad Naoval Saoqi
Kelas :2023D
Nim : 235900068
Pokjar: adibuana
Website ini sangat membantu saya untuk mengetahui tentang Taksonomi gerak dan juga saya bisa mengerti apa itu kesadaran ruang , kesadaran ruang dibagi menjadi dua yaitu ruang individu dan ruang umum
Makasih bapak ilmu yang sudah menambah pengetahuan saya bapak saya baru tau kalau ruang itu ada dua yaitu ruang umum dan ruang pribadi dan banyak lagi
A.f Naufal (235900153)
Pendidikan jasmani 2023
Menurut saya website ini sangat bermanfaat
Dan saya menambah ilmu dan wawasan baru
Terimakasih pak ,semoga sehat selalu dan terus berbagi ilmu Aamiin ya arhamorohimin 🙏🏼🤲🏼
Nama:moh.musthofal karim
Nim:235900122
Kelas:D
Link ini sangat membantu saya buat belajar dan menambah wawasan
Mengetahui lebih banyak hal lagi tentang perkembangan motorik
Mempelajari tentang ruang gerak umum dan personal tingkatan
Dan kekuatan. Terima kasih pak santika
Nama : Muhammad Arfidan Syafatullah
Nim/kelas : 235900040/D
Penjelasan dari materi ini sangat membantu saya buat belajar dan menambah wawasan dan
Mengetahui lebih banyak hal lagi tentang perkembangan motorik pada anak
Serta membantu dalam pembelajaran di sekolah/ kampus🙏💪
Posting Komentar